It’s been a long time since I’m reviewing movies. The last movie that got
my (amateur) review is X Men : Days of Future Past (which published last year) and now I’m jobless with
nothing much to do so I’ll try to back again with reviews things.
After a lot of struggling with my internet connection, I finally watched
this movie. I saw it on my twitter timeline and people said that it’s quite
good so I gave it a try (yeah, I’m that easy to be influenced). The Intern is a
movie about life, work, and family. What story does the movie bring to us? Why
did people say that it’s a good movie? Let’s me explain. (Aduh, capek kalo pake English mulu (what an excuse from my lack of writing
skill), pardon me if after this you’ll read an amburadul mix of English and
Indonesian words).
“The Intern” bercerita tentang Ben Withaker (Robert De Niro), duda berumur
70 tahun yang bosan dengan kehidupannya. Ben merupakan seoran pensiunan yang
dulunya bekerja sebagai executive pada sebuah perusahaan buku telepon. Ben yang
merasa ada yang hilang pada hidupnya, melamar untuk sebuah lowongan sebaga
Senior Citizen Intern di “About The Fit”, sebuah perusahaan startup yang
bergerak di bidang online fashion store (macem Zalora lah kalo di sini).
Setelah diterima di “About The Fit”, Ben bertemu Jules Ostin (Anne Hathaway), seorang pendiri
sekaligus CEO dari perusahaan tersebut. Jules dalah typical CEO yang super
sibuk (tapi ngga sampe ‘pagi pulang pagi’ juga sih). Kesibukan Jules membuat
suaminya, Matt (Anders Holm), harus keluar dari pekerjaannya dan menjadi
house-husband (“they called themselves stay-at-home husband”) untuk mengurus Paige
(Jojo Kushner), anak perempuan mereka. Jules awalnya skeptis pada Ben, namun
tidak sampai Ben mulai mencuri perhatian semua orang dengan segala kebaikan, etos
kerja dan berbagai macam nasihat bijaksana.
I tell you, this movie doesn’t bring complicated story. You don’t have to
work your brain so much to enjoy it. Does it sound boring? Yes, tapi ternyata setelah ditonton, film ini
jauh dari kata “boring”. Gue sendiri mulai senyum-senyum dari awal Ben mulai
ngasih narasi, sampe ketawa-ketawa di beberapa adegan di tengah-tengah film.
“The Intern” adalah film yang membahagiakan penontonnya. Ada perasaan hangat
yang muncul ketika gue menonton Jules dan Ben berinteraksi. When the credit
title is rolling, this movie leaves me nothing but a big smile on my face.
Oiya, sedikit spoiler, di film ini juga ada adegan heist-nya lho!
Anne Hathaway acts really good as Jules Ostin, a strong woman who somehow
has vulnerable side. Gue kagum melihat bagaimana Jules bisa meng-handle
perusahaannya, tapi di sisi lain gue juga ikutan sedih saat dia menunjukan sisi
lemahnya. Selain itu, Anne Hathaway juga tampil gorgeously beutiful with a lot
of stylish outfits. Mbak’e dari mulai mandi sampe ngorok ngga pernah ngga
cantik, busyet dah. This reminds me a lot with her act in “Devil Wears Prada”,
kecuali di sini dia jadi majikannya. Robert De Niro juga mencuri perhatian
sebagai kakek yang bijaksana, baik hati, suka menolong dan suka memberi solusi
(sounds like Mamah Dedeh, doesn’t it?). Gue yakin kalo si kakek buka acara
curhat di tv swasta nasional kita, pasti bakalan banyak banget yang telpon.
Seriously, dia ini kalo ngasih nasehat itu dalem, spot on, dan bijaksana
banget. I imagine spending an afternoon on a bench with him, talking about
life, it must be really fun. Cast lainnya juga mendukung, walaupun tidak
semenonjol dua orang yang gue sebutkan di atas (ada Adam devine, yang seperti di film-filmnya yang sebelumnya,
berakting lucu-lucu-gesrek).
One thing that got my attention in this movie is those stay-at-home husband
things. Jaman udah berubah ya, walopun gue sendiri belum pernah ketemu langsung
sama keluarga yang menerapkan konsep ini, but the idea of a man doing what a
housewife usually does is fascinating. I must be a perfect candidate for that.
Iya, gue bakalan nyari kerja dan membangun karir, tapi kalo ternyata gue
tiba-tiba berjodoh dengan seorang CEO macem mbak Jules ini (yang fine-fine aja
suaminya tinggal di rumah, ngurus anak, beres-beres, nyuci baju dan segenap
pekerjaan ibu rumah tangga lainnya), gue rela kok, gue ikhlas. Lucu kali ya
jadi satu-satunya bapak-bapak di ‘ocean of moms’ pas nganterin dan nungguin
anak ke TK. Ya daripada anak gue nanti diurus sama baby sitter, dan dalam kasus
ini karir istri gue jauh lebih ‘penting’, MUNGKIN gue bakalan ngalah. Mungkin
lho ya, this is 20 years old boy talking, ngga tau kalo udah nikah beneran
bakal kayak gimana.
Back again to the movie, terlepas dari kurang serunya konflik yang ada,
“The Intern” tetap memberi sebuah cerita yang dapat dinikmati. Personally, I
really like this movie ... a lot. I’m surely gonna watch it again in the future.
Give yourself a time and go watch it!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar