Buat kalian yang seumuran sama gue pasti familiar sama
tebak-tebakan super garing ini :
“Sapi,sapi apa yang bisa terbang?”“Sapiderman..” *krik krik krik krik*
The Amazing Spider Man 2 menceritakan kejadian pasca film sebelumnya (yang belom nonton The Amazing Spiderman,tonton dulu sanaaa..). Peter Parker mulai terbiasa menjalani kehidupannya
sebagai Spider Man, menjadi superhero dan memberantas kejahatan di kota New York.
Setelah ‘membereskan’ Lizard di film sebelumnya,di film ini muncul villain baru
yang menamakan dirinya Electro. Electro adalah perwujudan dari Max Dillon,seorang
karyawan Oscorp yang mengalami kecelakaan kerja saat memperbaiki instalasi
listrik di lab biogenetika milik Oscorp. Spider Man pun tak bisa diam melihat
ulah Electro yang mematikan seluruh jaringan listrik di kota New York. Selain
Electro,di film ini muncul juga dua villain lain : Green Goblin & Rhino.
Tak hanya harus melawan penjahat-penjahat tersebut,Spider Man juga harus
menjalani kehidupannya sebagai manusia biasa : menjalin hubungan dengan Gwen
Stacy dan juga memecahkan misteri kematian kedua orang tuanya. Dapatkah Spider
Man mengalahkan tokoh jahat yang muncul bertubi-tubi? Bagaimana kelanjutan
hubungannya dengan Gwen Stacy? Misteri apakah yang disembunyikan di balik
kematian orang tuanya? Saksikan The Amazing Spiderman 2
di kota kesayangan anda. :p
Mungkin awalnya cerita film ini dibuat sengaja lebih ribet
dan lebih kompleks. Tapi kok malah agak
maksa ya? Kalo "Captain America 2 : The Winter Soldier" sukses menyajikan cerita
yang kompleks dan WOW,gue rasa The Amazing Spiderman 2 agak gagal dalam
menyajikan cerita didalamnya. Ibarat kata bubur ayam,film ini kayak bubur ayam
yang dikasih ayam suwir,bawang goreng,kecap,sama krupuk tapi ngasihnya nggak
pas dan nggak beraturan,bukannya jadi enak malah jadi kurang nampol. (Aduh,maaf
banget fans Spider Man diluar sana,ini pendapat pribadi dari lubuk hati yang
paling dalam).
Porsi drama di film ini gede banget. Nggak cuma jadi
selingan,sisi drama di film ini ditonjolkan secara begitu nyata (ini bahasa gue
kenapa jadi kayak Syahrini gini sih?). Di film ini hubungan Peter Parker-Gwen
Stacy terasa begitu romantis. Chemistry antara keduanya kerasa banget (apa gara-gara
mereka pacaran beneran di dunia nyata kali ya?) Gue suka banget cara Peter
Parker ngeliatin Gwen Stacy,atopun sebaliknya. Duh,romantis banget.. gue jadi
pengen (?).
Selain menampilkan sisi drama-romantis yang cukup kuat,film
ini juga menyajikan action-sequences yang stunning and awesome. CGI dan special
effectnya ‘asyik’ banget. Aksi spiderman melayang-layang di langit kota New
York digambarkan begitu ‘indah’. Pertarungan Spider Man VS Electro dibuat
sedemikian enjoyable dengan bumbu slow motion dan kilatan-kilatan listrik,yang sumpah,keren
banget.
Tapiiiiiiiiiii.. sekali lagi ada yang bikin gue nggak sreg :
Villains (pake ‘s’,soalnya banyak). Nggak tau kenapa gue nggak suka sama
Electro. Sosok villain ideal di mata gue adalah villain yang pinter dan susah
dikalahin (contoh : Loki’nya Thor,Khan’nya
Star Trek,Mad Dog’nya The Raid) and Electro is just a big NO for me. Electro
pas masih jadi Max Dillon itu cupu,pas udah jadi electro,masih cupu juga!! (sepertinya
penulis review ini harus merasakan sendiri rasanya disetrum Electro). Green
Goblin-nya oke lah lumayan walopun ‘ohh-cuma-gitu-doang’. Rhino’nya nih yang
paling bikin sebel,udah nggak serem,bantet pula,selain itu dateng-dateng
langsung teriak “I’M RHINOOOO!” dengan nada kayak lagi perkenalan di depan anak-anak
TK. Duh,Om.
![]() |
Tuh kan,dari bentuknya aja udah bantet-menggemaskan gitu.. |
Untuk scoring dan backsound,gue udah nggak bisa lagi meragukan
hasil karya Hans Zimmer yang disisipkan di berbagai bagian film ini. Nada-nada
yang terbentuk gara-gara benturan-benturan electro sama tiang listrik (ato
apalah itu) sesungguhnya keren banget. Ada dua lagu yang sekarang sering di
play sama gue gara-gara film ini. Lagu pas Peter Parker galau gara-gara Gwen
Stacy yang didengerin via earphone : “Gone Gone Gone”-nya Phillip Phillips.
Sama lagu yang diputer pas credit title : “It’s on Again”-nya Alicia Keys ft.
Kendrick Lamar.
Buat yang bingung mau nonton versi 2D sama 3D,gue
menyarankan kalian buat nonton yang versi 3D. Gue udah nonton dua-duanya,dan
gue rasa versi 3D’nya lebih mantep. Walopun tanpa kehadiran pop-out alias
adegan keluar-keluar layar,The Amazing Spiderman 2 tetap lebih ‘syahdu’
dinikmati versi 3D’nya dengan depth of field yang keren banget. Selain
itu,kilatan-kilatan listriknya elektro,momen-momen Spider Man gelantungan di
langit,jauh lebih keren saat dilihat dalam versi 3D.
Walopun cerita dan villain’nya kurang nampol. Gue rasa The
Amazing Spiderman 2 tetaplah menjadi sebuah film yang (sangat) enjoyable. Sisi
drama-romantis yang 'hangat'; action-sequences yang keren; penampilan
Andrew Garfield,Emma Stone,dan Dane DeHaan yang meyakinkan; serta Scoring dan
backsound yang enak banget didenger membuat film ini menjadi film yang wajib
ditonton di bioskop.
The Amazing Spiderman 2 3D. 8,0 of 10.
Ini nih udah nunggu dari kemaren review nya.
BalasHapusSaya selalu lebih menyukai Spider-man versi Tobey ketimbang Garfield. Entah kenapa, versi Tobey terlihat lebih rapuh saat sedih, lebih galau saat cinta nya ke MJ gak kesampaian. Sisi heroik nya pun lebih dapat Tobey keliatan serius & nafsu buat nyelamatin orang ketimbang versi slengean Garfield. Oke, gue tahu kalo Spider-man aslinya juga slengean & banyak bacot di versi aslinya ketimbang pemalu & alim ala tobey.
Duh, kok masih banding2in versi spider-man sampe sekarang ya???
Anyway, saya ga pernah bisa nikmatin The Amazing Spider-man 1, namun saya tetap ngasih kesempatan buat TAS 2. Ternyata bagus. Dramanya dapat, ceritanya logis, dan para Villains munculnya giliran ketimbang keroyokan.
Si Electro emang payah. Green Goblin cemen karena "cuman segitu doank". Rhino? Beraninya ma anak kecil.
Yg paling bikin saya frustasi di TAS adalah sutradaranya anti banget nampilin MJ. Sampe adegannya dihapus. Kasian banget mbak Sheilene Woodley.
Kalo saya pokoknya #teamGarfield. hhahaha
HapusSaya malah suka banget sama keputusan buat ngilangin MJ dari TASM 2. Kalo dimasukin,kayaknya malah jadi lebih nggak fokus lagi. hhehe :D
Iya. Saya juga akhirnya tahu alasan pihak produksi utk ngilangin MJ. Ternyata mereka gak pengen memecah kegalauan yang muncul di akhir cerita.
Hapusakhirnya tau judul lagunya. yang judulnya gone gone gone
BalasHapus