Happy birthday
to me!! Ehe Ehe. Ndak terasa tiba tiba udah 23 tahun aja, perasaan baru tahun
kemaren ngerayain ulang tahun yang ke 22. Ehe Ehe.
First of all,
alhamdulillah, segala puji untuk Tuhan Yang Maha Esa, karena sudah mengijinkan
gumpalan daging dan lemak yang satu ini untuk hidup selama 23 tahun. Terima
kasih untuk Mamake & Bapake yang selalu ada untuk anaknya yang hanya
satu-satunya ini. Terima kasih untuk tiga orang kesayangannya Yoga, tiga orang
life support yang senantiasa menjadi sandaran hidup gue selama setahun ke
belakang (dan banyak tahun ke depan) : Abang Ryan, Sister Ayu, & Abang Bima. Terima kasih
untuk teman-teman ODP 124, rekan kerja (dan bermain) di HC TOP, keluarga baru
di Cabang Denpasar Veteran, dan semua pihak yang sudah mendukung
keberlangsungan hidup gue selama ini.
Dengan judul
yang sungguh thoughtcatalogue-esque ini, ijinkan gue membagikan isi kepala gue
tentang hal-hal yang gue pelajari selama 23 tahun gue menjadi mahluk hidup di
bumi ini.
WARNING : THIS POST WILL BE FULL OF MY BULLSHITS
kalau ngga kuat dan
belom siap, mending jangan lanjut.
1. Ngga ada yang namanya
kebenaran absolut
Gue ngga percaya sama yang namanya
kebenaran absolut. Apa yang kita percaya itu belum tentu 100% benar. Oleh
karena itu jadi orang harus open minded, jangan terlalu ngotot sama pendapat
sendiri, bisa aja lo udah ngeyel ngga mau dengerin pendapat orang lain, eh,
ternyata lo yang salah, kan malu. Bahkan untuk hal-hal yang gobloque, kayak
bumi datar misalnya, sebenarnya ada
kemungkinan kalo tiba-tiba bumi kita berubah dalam waktu sekejap, yah walopun
kemungkinannya sangat sangat sangat sangat kecil sih.... kaya kemungkinan kamu
bisa suka sama aku. Heuheuheu~
(Catatan : Bukan, gue bukan kaum bumi datar, gue masih percaya kalo bumi itu bulat, yang datar itu sikap kamu...)
Intinya, jangan jahat sama orang yang
punya pendapat yang beda dari pendapat kita. Selama ngga merugikan kehidupan
kita, kenapa kita harus sibuk melawan?
2. Kunci utama hidup : jadi orang baik
Iya, iya, baik atau buruk itu
konsensus, sifatnya relatif buat setiap orang. Definisi gue soal jadi orang
baik juga ngga muluk-muluk amat, ngga perlu beliin rumah buat tetangga kaya Mas
Fahri di film Ayat Ayat Cinta 2, cukup jadi orang yang ngga ngerugiin orang
lain, syukur syukur malah bisa menguntungkan orang lain, dan jangan lupa untuk
selalu berpegang teguh dengan apa yang disebut common courtesy.
According to merriam-webster online dictionary, common courtesy is politeness that people can usually be expected to show.
As simple as being polite, bisa
dimulai dengan melakukan hal-hal kecil kaya bukain pintu buat orang, kadang-kadang
hal remeh kaya gini itu kelewat loh sama kita.
Selain itu, ada yang namanya the
power of helping, gue yang sekarang kerja di bagian customer service
bener-bener sadar soal hal ini. Menyelesaikan masalah nasabah terus kemudian
nasabahnya bilang “Terima kasih ya Pak Yoga” sambil senyum itu relieving banget
buat gue.
Untuk menjadi orang yang (menurut
gue) baik juga bisa dilakukan dengan menempatkan diri kita di posisi orang
lain. Kalo mau ngelakuin sesuatu, pikirin efeknya buat orang lain. Kalo mau
nge-judge orang lain, coba bayangkan kalo kalian ada di posisi ybs.
Yang jelas kalo kita baik sama orang,
trus orangnya ngga membalas kebaikan kita, ya udah, yang penting kita udah
berniat baik. Temen gue pernah bilang ke gue :
“Jangan pernah mikir seekor harimau ngga bakal makan kita walopun kita ngga makan harimau.”
Iya, ngga nyambung nyambung banget,
tapi ya gitu, baik sama orang bukan berarti semua orang bakal jadi baik sama
kita, tapi itu bukan alasan buat berhenti jadi orang baik, kan?
3. Kita bisa jadi kenalan
sama semua orang, tapi ngga semua orang bisa jadi teman kita
“Kalo cari teman jangan pandang bulu”
is bullshit for me. Kita punya hak buat milih teman. Di usia gue yang udah
mulai beranjak tua ini, gue sadar kalo ngga semua orang enak buat diajak
ngabisin waktu bareng.
Ada orang-orang toxic yang selalu
memancarkan aura negatif, dikit-dikit ngeluh, mikirnya yang jelek-jelek mulu,
dan gue sadar kalo gue ngga bisa ngabisin terlalu banyak waktu sama orang orang
kaya gini. Boleh lah kenal sama banyak orang, for the sake of networking, tapi
kita juga harus tahu mana orang yang bisa membawa kita ke arah yang lebih baik
dan mana orang yang secara perlahan membawa kita ke kehancuran (?).
Ada kalanya kita enggan dan sungkan
kalo menolak ajakan temen buat nongkrong bareng, walopun kita tau kalo kita
bakal tersiksa selama periode nongkrong tersebut. Apa yang bisa kita lakukan?
Mulai memberanikan diri buat bilang “enggak”, karena berani bilang “engga”
adalah bagian dari menjadi dewasa, kita boleh kok menentukan dengan siapa kita
menghabiskan waktu bersama. :)
4. Pengaturan keuangan adalah
hal yang penting
Gue bersyukur di usia gue ini gue
udah bisa dapet penghasilan tetap yang cukup. Gue juga bersyukur gue udah bisa
jadi tulang punggung buat keluarga gue di Wonosobo. Uang yang Mamake &
Bapake habiskan buat membawa gue sampe ke titik ini udah ngga keitung lagi dan
udah kewajiban gue sebagai anak untuk memastikan bahwa uang bukanlah hal yang
harus mereka khawatirkan di masa tua mereka berdua.
Satu hal yang gue sesali adalah gue
seharusnya bisa nabung lebih banyak, tapi gejolak darah muda di diri gue bikin
gue terlelap dalam kehidupan yang penuh dengan foya-foya. Gue udah hampir 2
tahun kerja, tapi gue belom ada tabungan yang proper, aset juga paling Macbook
Pro sama hape Xiaomi gue ini (yang kaya gini mah namanya bukan aset, sayangku~).
Oleh karena itu, demi masa depan yang lebih indah dan barokah, gue harus lebih
aware sama pengeluaran gue, gue harus lebih pintar dalam mengatur arus keuangan
gue. Gue harus lebih bisa menahan diri untuk tidak khilaf beli barang-barang
ngga penting kalo lagi jalan ke mall. Gue harus bisa mengalokasikan penghasilan
gue secara berimbang dan bijaksana.
(Self note : Besok besok kalo ke
Miniso, kalo liat merchandise We Bare Bears, mata jangan langsung ijo ya shay~)
5. Ngga semua hal di hidup ini berjalan
sesuai keinginan kita
Things happened. Di hidup ini banyak
hal yang ngga sejalan sama keinginan kita. Anyway, gue suka banget sama
Serenity Prayer
“God grant me the serenity to accept the things I cannot change, courage to change the things I can, and wisdom to know the difference.”
Bagian paling penting (dan paling
susah) adalah membedakan antara yang bisa dan ngga bisa kita ubah, mana yang
harus kita perjuangkan dan mana yang harus kita ikhlaskan. Gue pun masih harus
banyak belajar soal hal ini.
Life could be fucked up sometimes.
Gue belajar kalo melakukan kesalahan itu hal yang wajar, mengalami kegagalan
juga hal yang biasa, TAPI KALO UDAH TAU SALAH YA JANGAN DIULANG dan jangan mau
terpuruk terlalu lama dalam kegagalan. Seperti quote di bawah lembaran buku
SIDU : “Experience is the best teacher”, semua kesalahan yang pernah kita
lakukan dan semua kegagalan yang pernah kita alami adalah bagian dari proses
pendewasaan, yang bisa kita lakukan adalah belajar dari kesalahan dan kegagalan
tersebut.
6. Being single and alone
isn't actually a bad thing
Gue terakhir pacaran 3 tahun yang
lalu dan selama 3 tahun ini hati gue bagaikan tanah lapang di musim kemarau,
kering shay~ tapi makin ke sini gue makin biasa aja,
Jomblo?
Ya udah lah ya.
Gue
yakin suatu saat akan ada orang yang tepat yang hadir di waktu yang tepat pula.
Gimana kita bisa membahagiakan orang
kalo kita ngga bisa membahagiakan diri kita sendiri? Buat gue,
Berpasangan ato
berpacaran ato apapun itu adalah sebuah companionship yang dibentuk oleh dua
orang yang udah mandiri dengan hidup masing-masing, udah bahagia dengan hidup
masing-masing dan ingin saling berbagi kebahagiaan sekaligus menyempurnakan
satu sama lain.
Jadi konsep cari pacar ini bukan mencari kebahagiaan, tapi
mencari orang untuk berbagi kebahagiaan.
7. Jangan gampang puas
Kalo gue gampang puas sama apa yang
gue dapet, gue yakin gue bakalan stuck di titik yang itu itu aja. Akhir-akhir
ini, setiap Jum’at malem, di mana orang-orang lain berbahagia karena besoknya hari
libur, gue malah sedih karena selama lima hari kerja gue ngga menghasilkan hal
yang berarti buat perusahaan gue. Gue sadar gue dibayar buat memberikan
kontribusi positif, kalo kontribusinya cuma gini gini aja, yakin gaji yang
dibayar perusahaan ke gue itu ngga kegedean? Duit negara loh itu. Heuheuheu~
Oleh karena itu gue selalu
menekankan, learn from it and improve it, kehidupan adalah proses pembelajaran
tanpa akhir, jangan berhenti memperbaiki diri, jangan gampang puas ada di satu
titik.
Jangan maksain diri juga, tapi jangan
terlalu lembek juga sama diri kita sendiri. Bingung ya? Mungkin, tahu bagaimana
kita harus memperlakukan diri kita sendiri adalah bagian dari menjadi dewasa.
Demikian hal-hal
yang bisa gue share ke kalian, sungguh penuh kata-kata manis sih. Gue udah kaya
orang mabok Autan di postingan kali ini, yah, semoga bisa memberi motivasi buat
pembaca blog gue yang terkasih.
Oiya, terkait
ulang tahun gue, penerimaan kado tetap dibuka sepanjang waktu. Gue dengan
senang hati akan menerima kalo ada yang mau ngasih jam rolex, bosen nih pake Mi
Band yang fashionably ugly ini.
Ato iPhone X
juga nggapapa, yang item ya kalo bisa.
Regards,
Yoga